Segala yang ada di dunia ini yang bersifat atau disifati duniawi pasti akan ada masanya untuk habis. Apa pun itu bentuknya dan bagaimanapun cara menggunakan seirit-iritnya pasti tetap akan berkurang dan habis. Misalkan penggunaan bahan bakar, akan bertahan berapa lama jika terus digunakan? Dulu ada minyak gas sebagai bahan bakar masak, berselang beberapa tahun minyak tersebut semakin menipis. Premium yang biasanya digunakan para pengendara karena harganya murah juga untuk dijual belikan per botolnya sekarang menjadi dibatasi yang boleh hanya pertalite, ya meskipun masih ada sebagian yang menjualnya. Namun ada yang tidak pernah habis meskipun seumur hidup digunakan sesering mungkin malah semakin menggunakan bahan bakar itu akan semakin nikmat dan merasa kurang terus. Tahu nggak bahan bakar itu apa namanya? Ya Shalat.
Seorang yang abid pernah mengatakan bahwa “Shalat merupakan sarana untuk menyembuhkan segala penyakit, keluh kesahmu disitu akan di dengarkan oleh Tuhan.” Bagaimana tidak bahagia sekali menjadi orang mukmin, kita diberikan waktu untuk mengobrol menemui panggilan Tuhan. Sungguh sangat menyenangkan, sebab aku tidak pernah mengetahui orang selesai Shalat akan merasa sedih dan susah. Masalah Shalat ini sangat lah menakjubkan. Ia adalah perangai kita yang merasuk ke dalam relung hati juga kehidupan. Lima kali dalam sehari kita diwajibkan untuk menemui panggilan-Nya, ia mengajak kita untuk membersihkan dari segala bentuk penyakit hati dan jasmani, mengapa begitu? Karena tidak ada orang yang selesai Shalat akan merasa capek karena Shalat tersebut bahkan ada yang merasa kurang dengan menambah Shalat sunah.
Kala malam tiba kita yang sedang mengistirahatkan tubuh dengan cukup tibalah Shalat subuh untuk mengingatkan kita kepada Allah bahwa kita dibangunkan lagi dari tidur untuk mensyukuri nikmat-Nya. Setelah itu pagi kita beraktivitas seperti biasa, ada dari mereka yang bekerja, ada juga dari mereka yang belajar. Semua yang dilakukan dengan tujuan penghambaan kepadaNya, tibalah saatnya Shalat dhuhur kita di ingatkan kembali kepada Allah. Selesai itu kita kembali beraktivitas hingga lelah sekali, lalu datang Shalat Ashar untuk membangkitkan semangat dan kembali mensyukuri nikmat. Setelah itu tidur sejenak, sebelum magrib kita dibangunkan kemudian mandi dan Shalat magrib untuk mengingat kembali setelah kita dibangunkan dari kematian sementara. Magrib berlalu disini adalah waktu paling ampuh yaitu antara magrib dan isya’ sebab malaikat yang turun akan segera naik ke langit lagi untuk menyetorkan segala amal perbuatan kita, disini kita dituntun untuk beribadah sebanyak-banyaknya, memintakan hajat kita kepada Allah semoga dikabulkan. Waktu tersebut tidak lama disusul Shalat isya’ untuk menutup kesibukan hari ini. Demikian rotasi kehidupan manusia untuk memulainya lagi dengan shalat subuh dan semangat baru.
Betapa kasih dan sayangnya Allah pada kita selalu mengingatkan, memberi semangat kepada kita semua yang sedang kelelahan. Allah maha baik, kita selalu diberikan suplai bahan bakar untuk memulai aktivitas selanjutnya. Di saat kita sedang lemah, tekad menipis, semangat berkarat kita kembali diberikan suplai penuh dengan bahan bakar Illahi tersebut.
Kita hidup di dunia berhadapan langsung dengan keadaan. Manusia hidup dengan keterbatasan sementara keinginan manusia tak terbatas menjadi sering lupa Allah, lalu kita diberi waktu untuk menyampaikan keinginan kita ketika malam yaitu Shalat hajat. Kita disitu akan diberikan kesempatan menyampaikan segala keinginannya. Selain itu sebagai manusia yang diberikan kodrat salah dan lupa, sering sekali melalaikan nikmat dan berbuat maksiat juga diberikan waktu untuk meminta ampunan agar dihapuskan segala dosa kita yaitu Shalat Taubat. Pagi hari ketika kita bekerja agar diberikan kelancaran segalanya, dimudahkan segala urusannya dunia maupun akhirat juga diberikan waktu lagi untuk Shalat Dhuha. Bukan itu saja, selain sedih juga pasti akan ada gembira. Ingat Allah bukan tempat untuk bersedih saja, bahagia juga perlu kita perlihatkan kepada Allah, yaitu melaksanakan Shalat Idul Fitri dan Idul Adha yang katanya hari kemenangan kita. Sungguh sangat senang dan bangga sekali menjadi orang mukmin.
Wahai saudaraku, hidup ini singkat. Engkau lahir kemudian di azani setelah itu Shalat dan mati dengan di sholati. Waktu antara azan dan Shalat tidak lama, mengapa menyia-nyiakan dengan kesibukan dunia? Coba ingat, waktumu untuk dunia sangat banyak sekali masak untuk menemui dan datang pada panggilan-Nya berat sekali. Padahal antar 5 sampai 10 menit saja lalu kita bisa beraktivitas lagi, mencari duniawi tidak dilarang akan tetapi tidak melupakan akhirat yaitu Shalat.
Mari sayangi waktu kita, tetap ingat Tuhan sesibuk apa pun. Kita masih diberikan waktu untuk beribadah, jangan sampai kita akan menyesal dikemudian karena hidup hanya sebentar dan satu kali.
by : Tasi’ Nugroho M
0 Komentar