Abdurrahman bin Auf adalah orang yang hidup pada zaman Nabi, beliau merupakan salah satu dari 10 orang pertama yang masuk Islam. Nama aslinya Abdul Ka’bah, setelah masuk Islam namanya diubah oleh rasul menjadi Abdurrahman bin Auf. Beliau adalah sahabat yang sukses dunia dan akhirat. Abdurrahman bin Auf wafat di usia 75 tahun dengan meninggalkan harta kekayaan yang sangat banyak yang kemudian dibagi-bagikan kepada fakir miskin dan orang muslim lainnya.

Hidup dengan bergelimang harta tidak membuat iman Abdurrahman bin Auf luntur, justru dengan harta kekayaannya beliau dapat membantu perekonomian orang muslim yang saat itu mendapatkan perlakuan buruk oleh kafir Quraisy Mekah. Dalam firman Allah Surah al-Ankabut ayat 2:

وَلَقَدْ فَتَنَّا الَّذِينَ مِنْ قَبْلِهِمْ ۖ فَلَيَعْلَمَنَّ اللَّهُ الَّذِينَ صَدَقُوا وَلَيَعْلَمَنَّ الْكَاذِبِينَ

        Artinya: “Apakah manusia mengira bahwa mereka akan dibiarkan hanya dengan mengatakan, ‘Kami telah beriman.’ dan mereka tidak diuji?”  (QS. al-Ankabut ayat 2)

Dalam firman diatas dijelaskan bahwa menjadi seorang muslim tidak hanya mengucapkan kalimat syahadat saja, tentunya akan ada ujian yang diterima untuk melihat seberapa besar keimanan dan kesungguhan orang mukmin dalam agama Islam.

Hal ini juga dialami oleh sahabat Nabi yang mana terkenal kuat iman dan kesungguhannya dalam agama Islam, termasuk Abdurrahman bin Auf yang diuji oleh Allah kehilangan harta duniawi dan keluarga yang dicintai. Peristiwa ini terjadi ketika beliau akan berhijrah ke Madinah bersama Nabi Muhammad SAW, Abdurrahman bin Auf ditanya oleh orang kafir Quraisy jikalau ia mau berhijrah maka harta kekayaannya akan dirampas, pertanyaan ini juga dilontarkan kepada keluarga Abdurrahman bin Auf lainnya. Namun sangat disayangkan, ternyata keluarganya lebih mencintai harta duniawi. Alhasil Abdurrahman bin Auf berhijrah dengan tangan kosong dan sendirian tanpa keluarga disampingnya.

 

Firman Allah Surah al-Baqarah ayat 286:

لَا يُكَلِّفُ اللَّهُ نَفْسًا إِلَّا وُسْعَهَا ۚ لَهَا مَا كَسَبَتْ وَعَلَيْهَا مَا اكْتَسَبَتْ

        Artinya: “Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya. Dia mendapat (pahala) dari (kebajikan) yang dikerjakannya dan dia mendapat (siksa) dari (kejahatan) yang diperbuatnya.” (QS. al-Baqarah ayat 286)

Setiap firman Allah adalah benar adanya. Setelah Abdurrahman bin Auf jatuh miskin nyatanya beliau menjadi sangat kaya setelah keluar dari kota Mekah, hal ini menandakan bahwa setiap ujian yang diterima sudah pasti bisa kita hadapi, sebab ini merupakan janji Allah asalkan hambanya mau bersabar dan percaya sepenuhnya kepada pertolongan Allah SWT.

Firman Allah Surah al-Baqarah ayat 156:

الَّذِينَ إِذَا أَصَابَتْهُمْ مُصِيبَةٌ قَالُوا إِنَّا لِلَّهِ وَإِنَّا إِلَيْهِ رَاجِعُونَ

        Artinya: “(yaitu) orang-orang yang apabila ditimpa musibah, mereka berkata ‘Inna lillahi wa inna ilaihi raji‘un’ (sesungguhnya kami milik Allah dan kepada-Nyalah kami kembali).” (QS. al-Baqarah ayat 156)

Maka dari itu ketika mendapatkan ujian dari Allah tetaplah sabar dan yakin sepenuhnya dengan pertolongan dan janji Allah, bahwa setiap cobaan yang diterima pasti mampu untuk menghadapinya. Jangan merasa tidak adil akan takdir Allah, sebab kemampuan setiap orang berbeda-beda maka ujiannya pun juga berbeda-beda dan ini merupakan keadilan Allah kepada hamba-Nya.

Kategori: Artikel

0 Komentar

Tinggalkan Balasan

Avatar placeholder

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

twenty − three =

%d blogger menyukai ini: