Tank belanda
Aku terdiam dikalah senja mulai turun
Tuk menghepas tumpahan darah yang terus menerus
Pemikiran rasis yang semakin bungkam
Dikalah baju coklat yang semakin mengilah
Masah yang tak terbendung
Membanjiri kota mitro politan
Yang haus akan kekuasaan
Mahasiswa disebut penggangu sang baju coklat
Mana keadilan bangsa
Yang tertulis dikalah kertas kuning
Yang dikalah pengubah masa
Yang ditulis pemimpin bangsa
Ku katakan
Hitam malam di kegelapan
Yang menemani angin malam
Bersama iringan air hujan
Yang menyapa pohon hilang arah pulang
Suara gamelan pun datang
Tuk menyapa indahnya mentari pagi
Berharap ada jalan menujuh sebrang kota
Yang berharap hidup penuh indah dan bermakma
Awan gelap
Melayang dalam hidangan meja
Dalam semakin dalam
Yang menusuk dalam fikiran
Tuk menghembuskan nafas yang penuh makna
Tapi ku tak berharap itu ada
Namun aku bukan tuhan
Yang bisa memahami isi fikiran manusia
Begitu juga aku hanya gelandangan ilmu
Lumpuh
Bentur,bentar,bertukar
Dimana kalah air mata berhamburan
Yang sediah kalah rapuh nan lumpuh
Jangan bersedih di masah jatuhmu
Namun engkau tahu dimana masa hancurmu
Disituhlah kau jadi engkau
Dan disituhlah aku jadi diriku
Tuk menemani mati dalam hidupmu di kalah itu
Sebutir debu
Sesendok nasi penuh penuh makna
Secuwil lauk tak ada duahnya
Yang menemani dalam kelaparan malam hari
Tuk menunjukan arti kehidupan dunia ini
Heee kau tak perlu tahu aku siapa
Yang menemanimu pada malam hari
Ku disitu atas kehendak tuhan
Dan janganlah engkau berkeluh kesah atas tindakan bodomu
beranjak dewasa
Ku terbangun dari tidurku
Yang sewaktu kecil dulu
Tuk meranjak dengan telapak kaki
Dengan setulus hati kecil ini
Yang kupastikan engkau ada
Dengan kekhawatiran yang telah menjelma
Sebagai malaikat yang tak kunjung sempurna
Disisih deminsi kehidupan penuh fana
Anugreah ilahi
Hitam berancak bangun
Dari jari-jari kehidupan ini
Yang ku telusuri hingga poros negeri
Tuk menyatukan kegembiraan sesekali
Ku sabut namamu malam hari
Ku agunggi kehendakmu
Dalam kesuyian ini
Hingga pagi menyapa di kepalaku
Gadis Desa
Bersuara emas di penghujung bumi
Dalam puisi cinta lestari
Yang menarik umat surgawi
Tuk kunjung datang kembali
Ku hadapi dengan senyuman
Teruntuk gadis desa yang gelis
Yang memancarkan sinar abadi
Dalam gemilang puisi ini
Hidup
Sendiri dalam diri
Sunyi perseru sendiri
Manusia seperti tak guna
Tuk ingin kembali tertawa
Hidup penuh kegagalan
Dalam gemilang puisi malam
Dipuncuk asmara kehidupan
Yang tak kenal lelah dan Leti
Simbol budaya
Generasi muda tengoklah sehelai kain batik ini
Yang terlihat indah sepanjang masa
Dia menawan di penghujung Duni
Sampai di klaim negara tetangga
Jadilah generasi muda yang kaya budaya
Tuk menjadi cerita masa tua
Yang terkenang dimana-mana
Dan jangan jadi generasi yang hilang akan budaya
Yang pesenonya memancar dari penjuru dunia
Semoga batik tetap ada
Yang terkenang sepajang masa
Hingga di garis khatulistiwa
Sehingga tetap menjadi budaya bangsa Indonesia
0 Komentar