Kediri- Aliza Salsabila, Mahasiswa Bidikmisi IAIN Kediri telah mengikuti KKN-PPL Internasional di Thailand Pada (17/11/19 s.d 20/03/20).


KKN-PPL International ini diikuti oleh 13 kampus di Indonesia. Pesertanya terdiri dari 50 Mahasiswa. IAIN Kediri juga menjadi salah satu bagian dari 13 Kampus tersebut, dan 50 mahasiswa tersebut termasuk diantaranya 5 Mahasiswa IAIN Kediri. Dari kelima Mahasiswa tersebut 3 dari prodi Pendidikan Bahasa Arab (PBA) dan 2 dari prodi Tadris Bahasa Inggris (TBI). Aliza Salsabila yang merupakan mahasiswa bidikmisi prodi PBA semester 6 merupakan salah satu mahasiswa yang berkesempatan untuk mengikuti KKN-PPL International tersebut.
Hal ini merupakan cita-citanya sejak awal masuk kuliah di IAIN Kediri. Selain itu, usaha dan do’a terus ia lakukan sejak awal. Akhirnya semua itu tercapai, pada (17/11/19) mulailah perjuangannya di Thailand beserta teman-temannya dan didampingi oleh Bapak Subakir selaku wakil Rektor I bidang akademik.
“Ini merupakan cita-cita saya sejak awal saya masuk kampus ini. Usaha, do’a, dan restu orang tua yang sudah saya lakukan sejak awal membuat saya bisa menggapainya dengan seizin Allah. Kami berangkat dari tanggal (17/11/19) dengan didampingi oleh wakil Rektor I yaitu Bapak Dr.Subair,M.Ag. Setelah itu, kami berpencar ke tempat mengajar dan mengabdi masing-masing.” Kata Aliza selaku peserta KKN-PPL Internasional.
Sambutan baik didapatakan oleh Aliza yang mengabdi di sebuah Yayasan di Yala, Thailand. Disamping itu, terdapat sedikit krndala selama mengajar disana, yaitu bahasa.
“Ketika sampai ke tempat tujuan saya mendapat sambutan baik dari warga serta siswa-siswi di tempat saya mengajar. Saya mengajar di Phatnawiyata School Yala bersama 8 teman saya dari kampus-kampus se-Indonesia, yaitu Universitas Pancasakti Tegal, IAIN Tulungagung, Universitas Muhammadiyah Makassar, dan Universitan Nahdatul Ulama Sumatra Barat. Kami juga tinggal di rumah milik Kepala Sekolah tersebut. Kegiatan yang kami lakukan adalah mengajar berbagai mata pelajaran. Disamping itu, hambatan saya selama mengabdi adalah bahasa. Karena tidak semua anak bisa bahasa melayu, sehingga tidak semua nyambung ketika diajak bicara. Akan tetapi, di daerah yang saya tempati adalah daerah yang mayoritas warganya beragama Islam yang kebanyakan bisa bahasa melayu juga.” Tandasnya.
“Pesan saya kepada teman-teman bidikmisi, bercita-citalah setinggi-tingginya. Seperti pepatah Presiden Pertama Indonesia, Bapak Ir. Soekarno, “Bermimpilah setinggi langit. Jika engkau jatuh, maka engkau akan jatuh di antara bintang-bintang””. Pungkasnya.

Kategori: Berita

0 Komentar

Tinggalkan Balasan

Avatar placeholder

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

14 + six =

%d blogger menyukai ini: