Kediri- FMBM IAIN Kediri kembali dengan event terbarunya yaitu LOMBA CIPTA PUISI TINGKAT NASIONAL di tengah pandemi Covid-19 ini.
Lomba ini bertema “RINTIHAN IBU PERTIWI”, dilaksanakan pada tanggal (24/05/20) s.d (02/06/20). Sistematika perlombaannya adalah dengan mengumpulkan karya berupa video yang diupload di akun instagram peserta dengan mengikuti persyaratan yang telah ditentukan. Peserta lomba berasal dari berbagai Universitas di Indonesia. Untuk semua peserta akan mendapatkan E-Seritifikat dan juara 1,2, dan 3 akan mendapatkan tambahan uang pembinaan.
Diadakannya lomba ini bukanlah tanpa tujuan, melainkan untuk mengembangkan kreativitas mahasiswa di era pandemi covid ini.
“Tujuan lomba ini adalah untuk mengembangkan kreativitas bagi para pecinta dan pencipta puisi, berkarya ditengang pandemi ini, dimana beraktivitas dan belajar dirumah saja. Selain itu, divisi pers FMBM memberikan wadah untuk mereka dengan mengikuti lomba ini dengan format yang kekinian juga, puisi audio-video yang hits di era sekarang, yang banyak ditemukan di medsos. “ Ujar Riska selaku ketua pelaksana Lomba Cipta Puisi.
Perlombaan berjalan dengan lancar, walaupun ada sedikit kendala.
“Dari persiapan yang dimulai ketika mendekati idul fitri dan pengumuman juara tanggal 10 kemarin, alhamdulillah berjalan dengan lancar dan pastinya ada beberapa kendala diantaranya diskusi online divisi Pers karena tidak bisa diskusi secara langsung, sehingga membuat koordinasi agak lambat dan terkadang beberapa panitia terhambat sinyal ketika berdiskusi. Selebihnya lancar, banyak yg berpartisipasi untuk mengikuti lomba ini, dan penjurian dibantu oleh Bapak Badrus dosen Fakultasnya Syari’ah IAIN Kediri yang ahli dibidang ini, dan juga berantusias untuk mensukseskan lomba ini. Kita semua belajar, kita semua bisa.” tandasnya.
Berdasarkan pengumuman pemenang pada tanggal 7 Juni 2020 melalui akun instagram @fmbm.iainkediri, pemenangnya adalah Irvan Sholihin Haqiqi dari UIN Maulana Malik Ibraim Malang sebagai juara 1 dengan puisi yang berjudul “Ramadhan dan Syawal”, disusul oleh Jauharul Habibi dari UIN Sunan Ampel Surabaya sebagai juara 2 dengan puisi yang berjudul “Merintih Menantimu”, dan Nurhana dari IAIN Kediri sebagai juara 3 dengan puisi yang berjudul “Surat dari Tubuh Biru Ibu”.
Para Pemenang merasa bahagia ketika dinobatkan sebagai pemenang lomba ini. Mereka juga memberikan saran dan kritikan untuk lomba kali ini.
“Perasaan saya pastinya senang, Menurut saya lomba ini bagus. Hanya saja biasanya event seperti ini dibukukan sehingga karya yang diikutkan itu ada tempatnya juga sebagai kenang-kenangan bagi kedua belah pihak, baik yang mengadakan atau partisipan. Semangat terus untuk panitia dan organisasi.” Ujar Irvan selaku pemenang lomba cipta puisi.
“Pendapat saya sangat bagus mengadakan lomba disaat pandemi seperti ini. Sebagai pemantik untuk yang masih dirumah tetap berkarya, lebih-lebih kepada hal-hal yang berhubungan dengan pendidikan seperti menulis dan membaca, apalagi event ini atas nama kampus. Pastinya lebih menarik perhatian dan berkualitas. Jadi, daya tariknya ada, sangat mengapresiasi telah diadakannya lomba ini. Perasaan saya senang bisa jadi bagian 3 besar pemenang ini, kaget juga. Awalnya juga lihat-lihat dari peserta yang juga mengirim karya. Saya rasa mereka juga bagus-bagus dan kreatif. Tapi mungkin rejekinya dikasih lebih dari penilaian juri. Dari penilaian juri yang di-share juga jelas point-point-nya, yang mana sebagai tolak ukur guna menilai suatu karya” Ujar Jauharul Habibi selaku juara 2 lomba puisi.
“Menurut saya lomba yang diadakan FMBM IAIN Kediri sangat menarik, terlebih saya tidak banyak menemui event-event bernuansa sastra di lingkungan IAIN Kediri. Tema yang diangkat juga menarik serta dapat menjadi sebuah motivasi dan ajakan untuk sama-sama bertahan dan menenangkan situasi yang melumpuhkan sebagian besar roda kehidupan bangsa ini. Saya sangat senang dengan sistem penilaian yang bersifat transparan sehingga dapat menambah wawasan serta sebagai evaluasi bagi penulis. Perasaan saya ketika dinobatkan sebagai pemenang sangat luar biasa, tidak semua event yang saya ikuti menang, apalagi kali ini yang mengadakan forum kampus sendiri. Saran dari saya sebaiknya untuk info lomba bisa kerja sama dengan akun-akun yang memuat tentang info lomba sejenis. Sehingga nanti semakin banyak yang tahu semakin banyak pesertanya.” Kata Nurhana selaku juara 3 lomba cipta puisi.
Dewan Juri turut mengapresiasi hasil karya dari peserta lomba ini.
“Puisi yang bertema. Puisi yang kaya pemilihan kata. Puisi syarat makna yang disampaikan melalui kepiawaian penyair dalam mengungkapkan realita berdasarkan sudut pandang beragam. Puisi yang ditulis gaya lampau, puisi yang ditulis kekinian, menjadi keberagaman sebuah karya fiksi yang layak diapresiasi dari ke 26 penyair. Ketika membaca satu persatu teks puisi, saya terbawa kedalam sebuah dimensi cerita. Terkadang membuat saya ikut merasakan kesedihan, duka, hingga merajut rasa bangkit melawan keterpurukan. Selamat. Kalian semua layak menjadi pemenang.” Ujar Badrus Solichin selaku dewan juri via catatan dewan juri di instagram @fmbm.iainkediri.
Badrus Solichin selaku juri juga menyampaikan beberapa catatan dan pesan untuk peserta lomba.
“Karena ini kompetisi, maka sudah sepantasnya ada juara. Akan tetapi, perlu ingatlah bahwa 26 penyair yang berpartisipasi dalam lomba cipta puisi ini sudah pantas semuanya disebut sebagai “Pemenang”. Kalian semua memiliki keterampilan menulis puisi. Kalian semua sudah memberanikan diri untuk mengikuti perlombaan ini. Bersyukurlah, kalian mampu berpuisi untuk menyuarakan-menyuarakan “Rintihan Ibu Pertiwi”. Tidak hanya diam tanpa berkarya, dalam keadaan pandemic seperti sekarang ini. Mari, kita bersama-sama menyatukan doa agar bumi kita tercinta, Indonesia. Pulih dari masa pandemi Covid-19. Tidak ada kegagalan dalam berkompetisi, yang ada hanya belum adanya kesempatan menjadi juara. Jangan mudah puas berpuisi, berkaryalah, berkaryalah, dan terus berkaryalah.. jadikan bumi ini dan kehidupannya sebagai inspirasi kalian semua untuk berkarya.” Pungkasnya.
Oleh : antiq
0 Komentar