Kediri – Bahagia sudah pasti, itulah yang dirasakan tiga mahasiswa Bidikmisi IAIN KEDIRI setelah menerima penghargaan dari kampus. Mereka adalah Elma Nur Rohmah sebagai penulis skripsi terbaik jurusan Ekonomi Syariah, Gilang Permata Sari sebagai penulis skripsi terbaik jurusan Tadris Bahasa Inggris dan yang terakhir Ikhdatul Fadilah wisudawati terbaik fakultas syariah tahun ini. Ketiganya merupakan mahasiswa Bidikmisi IAIN Kediri.
Elma Nur Rohmah mahasiswa ekonomi syariah ini mengaku sangat senang setelah mendapatkan penghargaan tersebut, ia menceritakan sedikit tentang proses pengajuan judul skripsinya. “Awal pengajuan sudah sejak september 2019 setelah KKN, saya mengajukan judul pertama kali dari pada teman seangkatan saya karena ingin mengajukan beasiswa riset ke BAZNAS. Pengajuan pertama tidak langsung acc, judul pertama ditolak setelah itu mengajukan lagi judul kedua. Setelah mendapatkan pembimbing, judul saya belum juga di acc padahal sudah hampir dua bulan berjalan dan menjadi nominasi beasiswa, kemudian saya perkuat data-data karena sudah hampir mendapatkan beasiswa. Alhamdulillah dari 210 ajuan riset, saya termasuk dari 45 riset yang mendapatkan beasiswa, dan alhamdulillah pada saat pengumuman beasiswa itu judul saya di acc oleh pembimbing” tuturnya ketika diwawancarai via WhatsApp.
Meskipun begitu perempuan kelahiran Kediri tersebut mengaku tidak putus asa setelah ada sedikit kendala dalam pengajuan judul skripsinya. Ia mencoba mengambil motode penelitian yang berbeda dari teman temanya yaitu metode ANP. “Metode yang aku ambil adalah ANP (Analytic Network Process), iya memang mencoba menggunakan metode yang lain dari teman teman, sekaligus mencari pengalaman, sampai saya belajar ANP lewat online dari teman yang baru kenal dari Bogor, IAI Tazkia”. tambah Elma
Ketika ditanya tentang orang yang paling berjasa dalam meraih semua ini ia dengan tegas menjawab orang tua. “Siapa lagi kalau bukan orang tua yang selalu mendoakan, mungkin yang kedua para dosen pembimbing dan Bapak Ali yang mengarahkan saya sejak pengajuan judul sampai akan sidang, tak lupa teman teman yang telah membantuku, dan juga Lembaga Beasiswa BAZNAS yang telah mendanai penelitian saya” tuturnya.
Dalam sesi penutup wawancara denganya ia memberi pesan kepada teman teman dan adik adik tingkat mahasiswa bidikmisi IAIN Kediri “Kalau mnegerjakan skripsi itu tidak bisa bimsalabim jadi harus tlaten setiap hari dibuka dikerjakan sedikit sedikit, kalau dapat revisian segera dikerjakan jangan menunggu besok besok, saya pikir mengerjakan skripsi sekarang atau besok juga tetap sama, tetap harus dikerjakan.”. Pungkasnya.
Sementara itu di waktu yang berbeda Gilang Permata Sari juga mengaku sangat senang dengan apresiasi skipsi terbaik yang diberikan oleh kampus meskipun dalam perjalananya banyak juga hambatan yang ia jumpai “Jadi gini, hambatan yang sempat tak rasakan kemarin sewaktu penulisan skripsi ini kan ada di manajemen waktu, mahasiswa diberikan waktu yang singkat untuk bimbingan dengan dosen, melihat tatap muka langsung juga sangat minim. Jadi selama senggang waktu bimbingan, revisi harus dikebut dan mengejar jadwal bimbingan kalau ndak sesuai pas jadwal pengumpulan revisi jadilah harus menunggu satu sampai dua minggu revisi” Jelasnya dalam sesi wawancara via WhatsApp.
Berbeda dengan Elma, ia mengungkapkan orang yang paling berkontribusi dalam penulisan skripsi menurutnya adalah diri sendiri “Kalau untuk kontribusi pertama untuk diriku sendiri terimakasih, kedua untuk dua dosen pembimbing terimakasih atas bimbingan beliau, lalu selanjutnya adalah Bapak Ali Anwar yang menjadi tempatku bartanya ketika kesusahan.”
Satu lagi mahasiswa bidikmisi atas nama Ikhdatul Fadilah yang menjadi wisudawati terbaik dari fakultas syariah tahun ini. Mahasiswi kelahiran Jombang, 14 November 1997 ini mengungkapkan perihal pengumuman akan dirinya yang menjadi wisudawati terbaik, diberitahukan tepat ketika agenda yudisium dilakukan, yakni pada hari Jumat (25/09/20) via online (zoom).
“Penghargaan wisudawan terbaik di IAIN Kediri diberikan kepada ia yang memiliki IPK (Indeks Prestasi Kumulatif) terbaik se-fakultasnya,” ujar Dila. (27/9/2020)
Dila juga memaparkan perolehan IPK yang ia dapatkan dari semester ke semester sampai akhirnya dapat memperoleh IPK tertinggi. “Awalnya pada semester 1 IPK saya 3.82, kemudian turun menjadi 3.80, lalu pada semester berikutnya sempat turun lagi menjadi 3.79. Setelah saya telusuri ternyata ada 2 matakuliah yang mendapatkan nilai B, sehingga membuat IPK saya turun,” lanjutnya.
“Ketika saya mendapatkan nilai B, berarti saya belum paham dengan materi itu. Kemudian saya bertanya kepada dosen untuk mengetahui kekurangan saya, setelah mengetahuinya, akhirnya beberapa matakuliah yang mendapatkan nilai B tadi saya ulang kembali di semester berikutnya. Prinsip saya yang namanya target itu harus, termasuk menarget agar selama kuliah saya tidak mendapat nilai B. Sehingga sekarang ini IPK saya bisa menjadi 3,73 dan bahkan mampu mengantarkan saya terpilih menjadi wisudawati terbaik,” tambahnya.
Dila mengatakan bahwa segala sesuatu itu harus dilakukan semaksimal mungkin. “Kita sebagai anak bidikmisi harus yang semangat, harus punya target, harus punya prioritas sebab segala sesuatu itu pasti ada skalanya. Kata Pak Mu’tasim, kita itu menjadi contoh untuk mahasiswa lainnya, kita diberi beasiswa dan fasilitas yang lebih, maka kita harus bisa menjadi contoh yang terbaik buat yang lainnya,” ucapnya.
Meskipun ada perbedan dalam pengalaman mengerjakan skripsi, tetapi pada akhirnya mereka mendapatkan timbal balik dari apa yang selama ini mereka usahakan. (moed, almaftukhah)
0 Komentar