Sebelumnya, apa sih takdir itu?
Seperti yang semua telah kita ketahui, takdir adalah ketetapan Tuhan. Di sini, kita sepakat, ketetapan-Nya tak pernah salah dan ketetapan-Nya adalah sebaik-baik ketetapan untuk hamba-Nya.
Membicarakan soal takdir pada zaman ini, tidak bisa lepas dari istilah insecure, yang hampir semua orang pasti pernah mengalaminya. Sebenarnya, apa sih insecure itu?
Dalam ilmu psikologi dijelaskan bahwa insecure adalah rasa cemas ataupun ketakutan terhadap lingkungan sekitar sebagai akibat dari ketidak puasan terhadap kondisi diri sendiri. Nah, insecure ini biasanya muncul pada seseorang yang merasa tidak puas dengan ketetapan Tuhan pada-Nya sehingga sering membandingkan dirinya dengan orang lain. Seringkali kita jumpai berbagai kalimat sederhana yang sangat berpengaruh pada kepercayaan diri seseorang.
Contohnya seperti, “Eh, si A cantik, ya. Gak kayak aku.” dan berbagai kalimat lain yang sejenis.
Sebenarnya, pengucapan kalimat seperti itu tak menjadi masalah jika tujuannya adalah murni untuk mengekspresikan kekaguman pada seseorang. Namun, tak bisa kita nafikan pula, ketika berucap seperti itu, sangat mungkin ada sedikit rasa iri, dengki, dan tidak suka pada orang yang dimaksudkan. Hal seperti itulah yang kemudian memunculkan bibit-bibit insecure di hati seseorang.
Sampai di sini, saya ingin bertanya, apa sih yang membuat diri kalian merasa insecure dengan orang lain?
Tentu saja, jawabannya akan sangat bervariasi. Semua orang memiliki sesuatu berbeda yang membuat dirinya merasa insecure dengan orang lain. Lantas, bagaimana mengatasinya?
Secara mandiri, seseorang bisa mengatasi insecure dengan cara membangun harga diri. Untuk itu, tentu ia harus melawan semua pikiran negatif tentang dirinya sendiri. Bagaimana caranya?
Coba renungkan dengan baik ayat-ayat ini.
Yang pertama, QS. At-Tin (95): 4, yang artinya, “Sungguh Kami telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya.” (QS. 95: 4)
Jika kamu insecure soal fisik, maka ayat ini sangat penting untukmu. Di sini disebutkan bahwa Allah telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya. Lantas, untuk apa insecure? Kita semua manusia, yang sama-sama diciptakan oleh Allah dalam versi yang terbaik dari diri kita, dalam hal fisik. Jadi seperti itulah hasil terbaik yang diciptakan Allah.
Selanjutnya, ayat yang perlu direnungkan baik-baik oleh seseorang yang insecure karena derajat dan status sosial. Dalam hal ini, terkadang seseorang merasa insecure karena melihat orang lain yang lebih diistimewakan dari dirinya, entah sebab kecantikan, harta, atau hal-hal lainnya.
Nah, untuk melawan pikiran-pikiran negatif tentang segala kekurangannya, ia perlu merenungkan isi dari QS. al-Hujurat (49): 13, yang artinya, “Sungguh, yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling bertakwa.”
Dari ayat itu, kita semua tahu bahwa sejatinya semua manusia itu sama. Entah dia cantik atau tidak, kaya atau miskin, berstatus sosial tinggi atau rendah, dan apapun itu, yang membedakan hanyalah ketakwaan dia kepada Allah. Perlu diingat pula, bahwa kita hidup adalah untuk beribadah kepada Allah, maka dalam menjalaninya, kita tak perlu menggunakan standar yang ditetapkan oleh manusia.
Selain itu, agar tidak mudah insecure, seseorang juga harus banyak bersyukur. Karena dengan mensyukuri semua nikmat yang telah Allah berikan, ia dapat menghilangkan perasaan negatif yang muncul dalam dirinya dan lebih memilih berpikir tentang nikmat Tuhan yang tak terhitung, yang telah diberikan kepadanya.
Nah, sampai di sini, kita kembali lagi ke soal takdir. Melalui beberapa hal yang telah dipaparkan sebelumnya, kita kembali memahami bahwa ketetapan Allah adalah yang terbaik, meskipun terkadang kita membencinya.
Karena sebagaimana disebutkan dalam QS. al-Baqarah (02): 216, yang artinya, “…. Boleh jadi kamu tidak menyenangi sesuatu, padahal itu baik bagimu, dan boleh jadi kamu menyukai sesuatu, padahal itu tidak baik bagimu. Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui.”
Yaitu, bahwa terkadang kita tidak menyukai sesuatu yang ternyata itu baik untuk kita. Tetapi sebaliknya, kita malah menyukai hal-hal yang sebenarnya tidak baik untuk kita. Disebutkan pula, bahwa Allah lebih mengetahui dari kita tentang persoalan baik buruk itu.
Intinya, kita tidak boleh salah pikir tentang semua ketetapan dari Allah untuk kita. Karena seperti yang kita tahu, bahwa Allah itu baik dan mencintai kebaikan. Maka pasti, apa yang Dia tetapkan untuk hamba-Nya, itulah yang terbaik dalam pandangan-Nya. Dengan demikian, kita bisa menghilangkan perasaan insecure dan kurang percaya diri yang ada dalam diri.
Oleh : Ukrowiyah
Editor : Nindi Indriani
0 Komentar