Oleh : Izza Afni Nur Alfiqh
Pendahuluan
Tahun 2016 Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan telah menggiatkan Gerakan Literasi Nasional (GLN) sebagai bagian implementasi dari Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 23. Pada tahun 2015 tentang Penumbuhan Budi Pekerti, Ditjen PAUD Dikmas juga menggerakkan literasi keluarga sejak tahun 2015 dalam rangka pemberdayaan keluarga meningkatkan minat baca anak. Gerakan literasi itu sendiri merupakan suatu gerakan budi pekerti yang mengarah kepada penekanan untuk membaca dan menulis berbagai literatur, baik itu melalui media cetak maupun elektronik guna menambah pengetahuan dan wawasan bagi pembaca. Seiring dengan perkembangan teknologi yang semakin canggih. Tentu hal tersebut juga mempengaruhi adanya gerakan literasi yang dijalankan oleh pemerintah. Sebagai warga negara pasti tahu akibat perkembangan teknologi terhadap pelaksanaan gerakan literasi saat ini.
Kemampuan literasi sesorang terlihat dalam kegiatan membaca, menulis, menghitung, dan berbicara. Kualitas tulisan atau karya seseorang sudah tentu tergantung pada konten bacaan yang dibacanya. Sebab konten tersebut mempengaruhi terhadap pola pikir dan bicara seseorang. Pentingnya pembinaan literasi sebagai langkah menggiatkan gerakan literasi atau melek huruf untuk menunjang gerakan literasi dari pemerintah, baik itu Gerakan Literasi Nasional (GLN) maupun Gerakan Literasi Sekolah (GLS).
Gerakan Literasi Nasional atau GLN menurut Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan yaitu upaya untuk memperkuat sinergi antarunit utama pelaku gerakan literasi dengan menghimpun semua potensi dan memperluas keterlibatan publik dalam menumbuhkembangkan dan membudayakan literasi di Indonesia. Gerakan literasi nasional mencakup seluruh kegiatan literasi yang ada di Indonesia baik itu dari kalangan anak-anak maupun orang dewasa dan disemua aspek lingkungan. Misalnya, gerakan literasi masyarakat yang sudah lama dikembangkan Direktorat Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini dan Pendidikan Masyarakat (Ditjen PAUD Dikmas), sebagai tindak lanjut dari program pemberantasan buta aksara yang mendapatkan penghargaan UNESCO. Tercatat pada tahun 2012 melek aksara sebesar 96,51%. Selain itu untuk meningkatkan minat baca bagi pelajar khususnya, diadakan program Gerakan Literasi Sekolah atau GLS. Gerakan Literasi Sekolah menurut Wikipedia adalah sebuah gerakan literasi di lingkungan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan yang merupakan bagian dari Gerakan Literasi Nasional.
Isi
Di zaman milenial ini perkembangan teknologi semakin canggih terlebih diera 4.0, dimana era penerapan teknologi modern seperti teknologi fiber (fiber technology) dan sistem jaringan terintegrasi (integrated network) yang bekerja disetiap aktivitas sehingga akses begitu cepat dan tersistem. Dengan perkembangan teknologi tersebut tentunya juga berpengaruh terhadap pelaksanaan gerakan literasi saat ini. Hal ini dikarenakan ada beberapa faktor yang melatarbelaknginya, salah satunya yaitu menurunnya minat untuk membaca dari setiap individu, hanya beberapa yang mempunyai kesadaran dan tekad untuk memperoleh pengetahuan maupun wawasan tersebut. Terbukti dengan adanya gadget yang semakin canggih dengan memberikan berbagai fitur kenyamanan bagi penggunanya yang menjadikan malas untuk membaca. Ketidaksadaran bahwa rendahnya minat baca adalah masalah bagi generasi penerus bangsa. Membaca adalah bagian paling sederhana dari makna literasi. Cukup menghadirkan waktu luang dan adanya bahan bacaan. Tetapi bukan perkara mudah untuk masyarakat yang terbiasa atau mungkin dimanjakan dengan komunikasi lisan dibanding tulisan. Rendahnya kesadaran untuk membaca saat ini banyak orang mencukupkan ilmu dengan perangkat elektronik dan jaringan internet. Buku-buku dianggap tidak praktis dan memakan waktu dibanding informasi daring (online) yang kredibilitasnya masih diragukan. Selain itu, dengan adanya akses internet berupa google yang mampu memberikan jawaban secara cepat dan tepat dari berbagai persoalan sehingga minat untuk membaca dan mengkaji suatu permasalahan tersebut semakin menurun.
Namun dari semua itu tidak terlepas dari kemampuan yang berbeda-beda dalam menerapkan program literasi. Bagi orang yang mampu memanfaatkan perkembangan teknologi saat ini. Gerakan literasi dibuat semenarik mungkin sehingga meningkatkan minat baca seseorang. Dengan adanya media yang sangat canggih dapat diterapkan dalam pelaksanaan gerakan literasi saat ini, terutama media digital yang merupakan salah satu bukti berkembangnya teknologi. Sebagaimana gerakan literasi digital yang dapat dilakukan pada masa pandemi covid-19 adalah gerakan literasi digital keluarga dan gerakan literasi digital masyarakat. Gerakan literasi tersebut bertujuan untuk meningkatkan kemampuan berpikir kritis, kreatif, dan positif dalam menggunakan media digital dalam kehidupan sehari-hari. Media digital memudahkan setiap penggunanya untuk saling berbagi informasi sumber informasi bisa berasal darimana saja.
Gerakan literasi seiring dengan perkembangan teknologi memberikan pengaruh yang baik maupun tidak terhadap pelaksanaan gerakan literasi itu sendiri. Pentingnya pembinaan literasi sebagai langkah menggiatkan gerakan literasi atau melek huruf untuk menunjang gerakan literasi dari pemerintah terutama pada perkembangan teknologi yang sangat mendukung ini. Akan tetapi, hal tersebut juga berpengaruh terhadap kemauan dan kesadaran setiap orang untuk melaksanakan gerakan literasi guna menambah wawasan dan pengetahuan di samping dengan berkembangnya media terutama media digital yang mampu memberikan kemudahan dan kenyaman bagi setiap penggunanya.
SUMBER RUJUKAN
https://gln.kemdikbud.go.id/glnsite/ diakses oleh Izza Afni Nor Alfiqh pada tanggal 7 November 2022 pukul 22.49 WIB
https://id.m.wikipedia.org/wiki/Gerakan_Literasi_Sekolah diakses oleh Izza Afni Nor Alfiqh pada tanggal 8 November 2022 pukul 22.11 WIB
0 Komentar