Efektivitas dan Produktifitas Mahasiswa dalam Menghadapi Krisis Ekonomi
Oleh : Dewi ZR
Berbicara mengenai opini, setiap orang mampu dan bebas untuk beropini. Namun, tentu saja tidak ada hal yang bebas tanpa ada suatu batas di dunia ini. Apalagi dalam menunjukkan aspirasi seseorang di khalayak umum tentunya kita juga harus memperhatikan dampak yang akan timbul jika kita sesuka hati berargumen. Sebelum itu, seyogyanya kita juga harus tahu apa yang dimaksud dengan opini itu sendiri.
“Opini adalah sikap atau pendapat seseorang mengenai sebuah keadaan yang pernah maupun belum terjadi. Opini ini sangat dipengaruhi oleh perasaan, pemikiran, perspektif, keinginan, sikap, pengalaman, pemahaman, serta keyakinan setiap individu”. Keterangan M. Bagus Ridlo Hidayatulloh, S. Sos dalam diskusi opini Formadiksi (Kamis, 14 April 2022)
Lalu, bagaimana peran kita sebagai mahasiswa dalam menghadapi krisis ekonomi? Tentu saja mahasiswa sangat berperan dalam hal ini. Salah satunya dengan menyatakan aspirasinya kepada pemerintah. Seperti halnya aksi yang telah terjadi beberapa pecan lalu. Mahasiswa IAIN Kediri bersama-sama menyelenggarakan aksi di depan Gedung DPRD Kediri. Aksi tersebut ada sangkut pautnya dengan krisisnya ekonomi di Indonesia baru-baru ini seperti halnya tingginya harga minyak, BBM, dan sebagainya.
Sebenarnya, apa penyebab dari krisis ekonomi itu sendiri? Dalam diskusi ini, ada 2 penyebab utama krisis ekonomi;
- Pandemi COVID-19
Tentu hal ini bukan hal yang abstrak bagi kita sebagai mahasiswa. Masa pandemi ini merupakan pukulan keras bagi dunia internasional khususnya bidang ekonomi. Masa awal Covid-19 sekitar 2 tahun lalu, masyarakat seakan diguncang dari berbagai sisi. Dalam bidang pendidikan terjadi kelumpuhan yang mana dilaksanakan secara daring, dalam bidang sosial begitu ketat dalam pembatasannya dengan dilarang berjabat tangan dan sebagainya, dalam bidang ekonomi sendiri terjadi banyak PHK karena pengurangan pekerja.
- Situasi dunia internasional pasca pandemic
Kondisi dunia pasca Covid-19 seluruh negara berlomba-lomba mengembalikan kondisi ekonominya senormal mungkin.
Bagaimana cara yang paling efektif untuk menyikapi masa krisis yang terjadi pasca pandemi ini? Sebelum itu, mari kita telaah sosiologis dari beberapa ahli.
- SLAVOJ ZIZEK
“Kita tidak dapat kembali dari ‘the new normal’, justru harus membangun hidup yang baru di atas reruntuhan kehidupan lama, atau kita akan menemukan diri kita dalam barbarisme baru yang tanda-tandanya sudah jelas terlihat”. Zizek menuturkan bagaimana media berulang kali meneriakkan jangan panic, namun pasalnya yang disampaikan media adalah data kasus Covid-19.
Zizek melihat kapitalismepun dalam posisi panik dan terpukul mutlak sehingga membentuk masyarakat barbar atau masyarakat barbarism (kemunculan rasisme, kebangkrutan perusahaan, dan konflik0
- JEANS BOUDRILARD
“Krisis ekonimi disebabkan oleh konsumsi bukan lagi produksi”. Kebanyakan masyarakat mengkonsumsi segala hal bukan karena mereka butuh namun kebanyakan dari mereka terpancing akan keinginan hawa nafsu. Barang yang seharusnya tidak dibeli, dengan ramainya masyarakat membeli produk yang tidak begitu urgen penggunaannya. Kerap kali masyarakat mengedepankan ego mereka dibandingkan melayakkan kantong mereka. Banyak masyarakat yang tingkat ekonominya rendah, akan tetapi berupaya membeli barang-barang branded. Padahal, fungsi yang mereka dapat dari barang branded maupun tidak sama saja.
- FAUCAULD
“Kekuasaan membentuk pengetahuan dan pengetahuan dibentuk oleh kekuasaan begitupun sebaliknya”.
Dalam segala permasalahan yang muncul, peran mahasiswa adalah sebagai Social Control.
Gerakan Efektif Mahasiswa
- Gerakan kolektiv kebersamaan berupa gerakan kongkrit peduli atau gerakan berbagi.
- Upaya preventif mendasari konsumsi dengan dasar kebutuhan dalam bahasa Bourdrillard adalah petanda.
- Peduli terhadap kebijakan pemerintah dengan selalu turut andil sebagai control pemerintah.
0 Komentar