HANYA YANG KESEBERAPA

Oleh : Niamul Fazri

            “ kamu ngapain kesini? Bikin ilfil aja ”. Pernyataan yang dilontarkan oleh wanita itu Ketika bima datang di tempat kursusannya tanpa sepengetahuan dari wanita itu.

Bima tertunduk lemas, lunglai tak berdaya mendengar pernyataan yang wanita itu lontarkan. Niat baik dari bima untuk memberikan surprise kepada wanita itu runtuh seketika tatkala wanita itu dengan tegasnya melontarkan kalimat tersebut seakan tak mengharapkan sama sekali kehadiran dari bima. Jatuh bunga edelweiss yang digenggam erat oleh bima yang dibelinya di lereng gunung merapi dengan harap hubungan bima dan wanita itu seperti bunga edelweiss yang abadi.

“ lebih baik kamu pulang deh”. Dengan tegas wanita itu menyuruh bima tuk bergegas pulang kehabitatnya.

Berjalan, perlahan bima meninggalkan tempat kursusan itu dengan menggendong berat rasa kecewa. Tertunduk lemas dan mata hanya terpaku pada sandal swallow berdebu yang dikenakan oleh bima kala itu. Kaos kusut, muka mengkerut mungkin, itu buah hasil dari perjalanan bima dari jogja ke kursusan yang berada dipare dan menunggu ketidakpastian lebih kurang lima jam di kursusan itu. Sebelumnya wanita itu memberitahu pada bima bahwa wanita itu belajar bahasa dikursusan tersebut jadwalnya begitu padat. Konon katanya dari pagi sampe sore wanita itu belajar. Tapi, Ketika bima datang kekursusan tersebut si wanita itu tidak pulang-pulang atau mungkin, belum datang kekursusan tersebut. Dalam benak bima ini adalah ujian kesabaran yang telah semesta sediakan untuk bima karena menurut bima sabar adalah kunci. Dan benar saja wanita itu datang dan keget melihat bima ada di kursusan itu.

Wanita itu tanpa ragu meninggalkan bima tanpa sedikitpun menoleh untuk melihat kepergian bima. Setidaknya walau hanya sekejap pun, tidak sama sekali. Entah apa yang ada dalam benak wanita itu sehingga sama sekali tidak peduli dengan kehadiran bima. Bahkan, hingga kepergian dari bima pun wanita itu tidak peduli dan entah terbuat dari apa hati wanita itu yang begitu teganya menyambut kehadiran bima dengan duri bukan hati, melepaskan kepergian bima dengan nista bukan rasa. Selepas pergi dari tempat kursusan itu dengan tatapan kosong, berjalan tak tau arah hingga tak sadar akhirnya singgah di salah satu kedai kopi. Sejenak menenangkan hati yang remuk karena dirubuh rasa kecewa, dilumuri nista, dinodai khianat dan semuanya yang telah diberikan wanita itu hingga tergabung sudah semua rasa cinta berubah menjadi lara. Bima membuka hp, dan ternyata ada pesan singkat dari wanita itu.

“kita putus!!!”. Wanita itu memberikan pesan singkat nan tegas, bisa dilihat dengan adanya tiga tanda seru yang wanita itu sampaikan.

Bima kali ini benar-benar runtuh bingung kenapa hal ini terjadi. Seperti badai yang menerpa rumah manusia. Persis hati bima kini.

 

“ Sore ini aku patah.

Banyak hal yang kusimpan rapat tiba-tiba menyerbu tuk keluar

Satu persatu rasa tak mau mengalah, mereka Bersatu, mencampur adukkan isi kepalaku.

Aku patah, hatiku tak berdarah

Aku pasrah, kuatku kini tak sanggup lagi tuk menopang

Aku patah sore ini

Aku pasrah sore ini

Pare, 5 juli 2021”.

Susunan kata yang dibuat oleh bima di posting ke social media untuk menununjukkan bahwa sore itu hati bima sedang tidak baik-baik saja. Setelah beberapa menit bima memposting status itu, bima merasa jijik sendiri karena bima menganggap bahwa laki-laki itu kuat dan tidak boleh cengeng. Masa iya orang sejantan bima memposting susunan kata-kata yang lemah. Menurut bima laki-laki kuat itu tidak layak untuk mencurahkan isi hatinya yang sedang lemah,patah,gundah, resah dan lain sebagainya. Hanya selang tiga puluh menit bima langsung menghapus susunan kata tersebut di social media.

Bima tidak kehabisan pikir untuk mencari tahu apa yang sebenarnya terjadi karena seingat bima, bima merasa tidak melakukan kesalahan apapun dalam berkoneksi rasa dengan wanita itu. Bima masih mengharapkan untuk saling bersanding bukan saling berpaling tidak seperti yang sore itu rasakan. Bima akhirnya memberanikan diri untuk bertanya kepada teman kursusan wanita itu.

“ maaf mba boleh nanya ngga? Kamu temannya wanita itu kan?”. Kali ini bima dengan penuh harap untuk segera dibalas DM dari bima keteman wanita itu.

“ kamu siapanya wanita itu?” kata teman wanita itu yang malah berbalik nanya kepada bima.

“ saya kekasihnya wanita itu mba”. Dengan penuh yakin bima menjawab pertanyaan yang diberikan oleh teman wanita itu.

“ loh bukannya wanita itu udah punya kekasih disini. Lagian mana mungkin wanita itu memiliki kekasih sepertimu yang miskin, jelek ih kalo saya sendiri mah malu punya kekasih sepertimu”.

“ terimakasih atas informasinya mba”. Bima lemas karena jawaban dan juga nista yang dilontarkan oleh teman wanita itu. Bima sekarang sudah menemukan jawaban kenapa wanita itu begitu tega dan tak perlu berpikir lagi untuk melepaskan bima. Bima sadar bahwa bima bukanlah yang utama tapi hanya ruang kedua bahkan yang kesebarapa.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Nama : Niamul Fazri

Alamat : Pengauban, Lelea, Indramayu

No. Wa : 085316089496

E-mail : niamulfaazri1@gmail.com

IG :@niamul_faazri

 

Kategori: Sastra

0 Komentar

Tinggalkan Balasan

Avatar placeholder

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

20 − thirteen =

%d blogger menyukai ini: