Oleh: Fathur Roziqin.

Sudah hampir satu bulan penuh hari raya ini berlangsung. Namun aku belum juga suci, aku belum juga kembali fitri. Kira-kira apa yang salah dengan puasaku? Mungkin saja aku salah membaca niat. Walaupun sebenarnya aku hafal teksnya. Selama ini yang kulakukan hanyalah makan sahur, lalu menunggu maghrib. Setelah itu mempersiapkan diri (lagi) untuk sahur. Begitulah yang menjadi siklus harianku. Dari tiga puluh hari raya yang Engkau hadiahkan kepada kami, hanya satu dua hari yang dapat aku nikmati. Hari-hari lainnya, aku dibuat asik oleh silang sengkarut dunia ini. Seakan-akan hari rayaku hanya angan-angan yang tidak mungkin dicapai. Mohon maaf Gusti, hari rayaku terlewatkan.

Kebumen, 25 Ramadhan 1440

Kategori: Sastra

0 Komentar

Tinggalkan Balasan

Avatar placeholder

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

twenty − sixteen =

%d blogger menyukai ini: